Makalah Manajemen Pemasaran PT Sayap Mas Utama



MAKALAH
PT SAYAP MAS UTAMA
(Wings Grup)
 

Manajemen Pemasaran
Nama Kelompok :
1.    Deliana R Lestari S              (121711027)
2.   Atrisya Minti                      (121711005)    




STIE TRI BHAKTI
Jl. Jenderal Ahmad Yani blok B1 No.5-8, Sentral Niaga Kalimalang, Bekasi Barat
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Manajemen Pemasaran dengan pembahasan sebuah perusahaan yaitu PT. Sayap Mas Utama (Wings Group).
          Atas kerjasama teman-teman , maka tersusunlah makalah ini yang di harapkan dapat berguna bagi kami memenuhi tugas Manajemen Pemasaran dan berguna bagi teman-teman mengetahui lebih jelas tentang pembahasan yang kami lakukan. Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semampu kami untuk menjadikan makalah ini lebih baik.  
Semoga  makalah  ini  bermanfaat  untuk  memberikan  kontribusi  kepada  mahasiswa  S1 Manajemen sebagai  bekal  pengalaman nyata.  Dan  tentunya  makalah  ini  masih  sangat  jauh  dari sempurna.  Jika ditemukan ada kekurangan dan kesalahan, kami mengharapkan saran dan kritik membangun guna perbaikan kedepan.  







                                                                                                Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

I.I.     Sejarah Perusahaan

Perusahaan besar bermarkas di Surabaya ini mulanya hanya usaha kecil berskala home industry, yang didirikan Johannes Ferdinand Katuari (Oen Jong Khing) dan kerabatnya Harjo Sutanto (Tan Siek Miauw) pada tahun 1948. Perusahaan tersebut diberi nama Fa Wings, mula-mula membangun pabrik kecil di pinggiran Surabaya, memproduksi sabun cuci deterjen (sabun colek). Mereknya Wings, yang hingga sekarang masih diabadikan sebagai corporate brand. Kedua pendiri itu melakukan pekerjaan mulai dari produksi, logistik hingga pemasarannya. Keduanya terjun langsung menjual sabun colek produksinya secara door-to-door. Sejak tahun 1971 sebenarnya Wings telah mengembangkan diri dengan membangun beberapa perusahaan sabun dan deterjen. Namun hingga akhir tahun 1980-an, namanya tetap belum banyak dikenal. Titik balik terjadi ketika Fa Wings berganti baju menjadi PT Wings Surya. Dan seiring dengan perubahan itu , Wings pun masuk ke level tinggi dalam mengembangkan bisnisnya dan merambah ke berbagai sektor bisnis. Meski bermain di sektor bisnis, jantung Grup Wings adalah industri sabun yang merupakan bisnis fast moving consumer goods (FMCG) yang selama ini menjadi core business-nya, kinerja pemasaran Wings tetap cemerlang.
Pada tahun 1981, Grup Wings bekerja sama dengan perusahaan Jepang yakni Lion Corporation yang sudah berdiri sejak tahun 1891. Lion Corporation memiliki pengalaman yang panjang di Asia. Kerjasama dua perusahaan besar tersebut membentuk PT Lioninjaya. Sejak saat itulah Grup Wings memantapkan posisinya di bidang marketing dan produksi dan memenuhi permintaan yang terus membesar. PT Lioninjaya telah memproduksi dan memasarkan produk-produk ke berbagai segmen pasar dengan merek terkenal, bahkan Lioninjaya telah sukses menembus pasar ekspor hampir ke seluruh dunia. Seiring dengan perubahan komposisi kepemilikan saham, pada tahun 2004, PT Lioninjaya berganti nama menjadi PT Lion Wings. Nama ini mencerminkan betapa perusahaan terus berkembang. Dengan menyandang nama baru, perusahaan berkomitmen untuk senantiasa mengutamakan pelanggan dan konsumen dengan lebih baik lagi.
Tujuh windu kemudian sejak berdirinya perusahaan, industri sabun batangan rumahan yang mereka dirikan beranak-pinak menjadi kerajaan bisnis yang membawahkan sekitar 70 perusahaan yang bergerak dari hulu ke hilir di banyak industri. Pasar ekspornya telah menembus 90 negara lebih, sementara jumlah tenaga kerjanya telah mencapai 12 ribu orang lebih. Setelah 55 tahun berdiri, Fa Wings berubah total menjadi Grup Wings yang meraksasa seperti sekarang. Meskipun tetap mempertahankan bisnis utamanya memproduksi sabun colek (toiletries), Wings kini telah merambah ke berbagai usaha mulai dari bidang perbankan, makanan dan minuman, perkebunan, bahan bangunan hingga properti.
Selama lima puluh tahun terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar (market leader) yang mempekerjakan ribuan orang dengan pabrik-pabrik berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Tujuan WINGS Corporation adalah memproduksi produk-produk berkualitas internasional dengan harga ekonomis. Produksi pertama Wings dimulai dengan pembuatan sabun cuci hijau buatan tangan. Dengan produk ini Wings berhasil menembus pasar kompetitif pada akhir 1940-an. Segera setelah itu, mereka memperkenalkan sebuah produk baru - krim deterjen yang sangat membantu kebutuhan toileteries rumah tangga. Seiring dengan perkembangan Wings yang begitu pesat, maka pabrik kedua P.T. Sayap Mas Utama, dibangun di Jakarta. Wings menghasilkan produk antara lain toilet sabun, bedak dan bar deterjen, floorcleaners, pelembut kain, dan pembalut untuk market di seluruh Indonesia dan sekitarnya. Sedangkan pabrik ketiga P.T. Lionindo Jaya dibangun di Jakarta bersama-sama dengan Lion Corporation Jepang untuk memproduksi merek seperti Emeron, Halaman Satu, Ciptadent, dan Mama. Produk mereka termasuk shampoo, shower gel, produk perawatan kulit, pasta gigi, dan mencuci piring cair. Setelah lima tahun, merek ini berhasil menangkap pangsa pasar yang signifikan di Indonesia.
Kemudian Wings mengembangkan sayap usahanya secara vertikal dan horizontal, bahkan ke sektor lain seperti bahan bangunan. Dengan tetap berpijak pada filosofi "To produce Quality and Affordibility at the Convenience of our customers." Sejak tahun 1948 Wings telah berproduksi meski sangat sederhana dengan menggunakan minyak kelapa untuk memproduksi sabun cuci, dan menjual dari pintu ke pintu. Selanjutnya WINGS menghasilkan ratusan produk pembersih rumah tangga, dari pasta gigi dan shampo, untuk deterjen dan pembersih porselen. Bukan itu saja mereka juga mempekerjakan ribuan orang di puluhan pabrik manufaktur dan pusat distribusi di seluruh Indonesia. Merek utama seperti Ekonomi, SoKlin, dan GIV dikenal sebagai produk yang sangat baik dan berkualitas.

Berikut ini merupakan tonggak-tonggak bersejarah Grup Wings :
 

Tahun              Peristiwa

1948 :  Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings dan memproduksi sabun colek skala Home Industry
1950 :  Sabun mandi Wings mulai dipasarkan
1970 :  Meluncurkan deterjen krim merk ekonomi
1980 :  Melebarkan bisnis sabun deterjen krim dengan merek Wings biru dan Dangdut
1983 :  Bersama dengan sejumlah investor (termasuk Grup salim) mendirikan PT Unggul Indah Cahaya, satu-satunya produsen alkylbenzene (bahan baku dasar produk-produk deterjen) di Indonesia
1986 :  Kembali Investasi di bisnis hulu melalui PT Petrocentral
1989 :  Masuk ke bisnis keramik, merek Milan dan Hercules
1989 :  Mendirikan Bank Ekonomi
1989 :  Berpatungan dengan Lion Corporation mendirikan PT Lioninjaya
1990 :  Memasarkan deterjen batangan merk Ekstra Aktif dan deterjen bubuk merk So Klin
1995 :  Membeli lahan plantation PT Damit Mitra Sekawan Dan PT Makmur Kalimantan
1995 :  Berpatungan dengan Siam Cement memasuki bisnis Gypsum dan semen fiber
1998 :  Mengakuisisi proyek perumahan Rafless Hill dari pemilik PT Gunung Subur Sentosa
1998 :  Periode ekstensi So Klin dimulai dengan Softener So Klin dan So Klin Pewangi
2000 :  Membeli saham ecogreen melalui consorsium dengan kepemilikan mayoritas (47,7%)
2001 :  Mendirikan perusahaan sekuritas, EkoKapital Sekuritas
2002 :  Membangun Pulogadung Trade Center bersama Djarum
2003 :  Penetrasi di bisnis mi instant melalui Mie Sedaap


I.II.  Visi, Misi & Tujuan
Visi perusahaan :
Berusaha untuk dapat memenuhi KEPUASAN PELANGGAN

v  Sesuai dengan pengertiannya, Visi ialah menggambarkan akan menjadi apa  suatu organisasi di masa depan. Ia bersifat sederhana, menumbuhkan rasa wajib, memberikan tantangan, praktis dan realistik, dan ditulis dalam satu kalimat pendek. Disini PT. Wings Food memiliki Visi “Berusaha untuk dapat memenuhi KEPUASAN PELANGGAN”. Dengan kalimat singkat dan sesuai dengan cita-cita Perusahaan ini ke depannya.

Misi Perusahaan :
Untuk mencapai Visi perusahaan, kami menerapkan policy dalam:
Ø  Kualitas Produk
Ø  Effisiensi Produksi
Ø  Disiplin Waktu dan Konsistensi dalam Quality

v  Sedangkan pada Misi menjelaskan lingkup, maksud atau batas bisnis organisasi, yaitu kebutuhan pelanggan apa yang akan dipenuhi oleh organisasi, siapa dan di mana; serta produk inti apa yang dihasilkan, dengan teknologi inti dan kompetensi inti apa untuk bisa memberikan produk yang berkualitas yang memuaskan pelanggan.

I.III.  Tujuan perusahaan
1.      Meningkatkan standar hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan WINGS, hidup terus lebih baik!
2.      Memproduksi produk-produk berkualitas internasional dengan harga ekonomis.

v  Tujuan perusahaan yaitu bertekad untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan memperkaya kehidupan umat manusia yang menawarkan nilai tambah maksimum senantiasa untuk mengantisipasi keinginan.


I.IV.   S.W.O.T PERUSAHAAN

Kekuatan (Strengths)
Kekuatan PT Wings Group menurut pakar pemasaran Hermawan Kartajaya terletak pada modal yang cukup, kemampuan teknologi dalam ramuan kimia, mitra yang strategis dan pemahaman besar terhadap pasar Indonesia. Seorang pengamat pemasaran mengatakan, kalau ingin menjadi follower yang sukses, contohlah Wings. Hampir seluruh produk Wings memang mengekor market leader. Senjata andalan Wings merebut pasar (selain kualitas) terutama adalah harga yang lebih murah.

Kelemahan (Weaknesses)
PT Wings Group sering di-cap sebagai perusahaan “Me too” karena sebagian besar produknya adalah untuk menantang Market Leader. Misalnya, Mie Sedaap melawan Indomie, Detergen So Klin melawan Rinso, Daia melawan Surf, Boom melawan BuKrim, Novo untuk Lifebuoy, sabun Giv untuk Lux, shampo Zinc vs Clear, Ale-ale untuk Frutang, Segar Dingin untuk Lasegar, So Klin Pelembut menantang Molto, Smile Up dengan Close Up, Viton melawan Pocari dan lain-lain. Sehingga PT Wings Group dapat dikatakan minim inovasi dalam meluncurkan produk baru.

Kesempatan (Opportunities)
PT Wings Group dapat menghasilkan produk-produk yang menjadi kebutuhan pokok bagi konsumen masyarakat pada umumnya. Kelebihan dari produk-poduk PT Wings Group tersebut adalah kualitas yang tinggi dengan harga relative terjangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Dengan begitu PT Wings Group dapat meraih pangsa pasar yang cukup besar.

Ancaman (Threats)
PT Wings Group juga memiliki beberapa perusahaan pesaing yang memiliki produk sejenis seperti PT Kao dan PT Unilever. Meskipun sebagian besar produknya seperti meniru  para market leader, hal tersebut merupakan bagian dari strategi PT Wings Group untuk menghadapi para kompetitornya.

I.V.  Strategi Pemasaran
Pengembangan Pasar
Di industri toiletris Tanah Air, ada tiga pemain besar yang merangsek dan menguasai pasar: Unilever, Procter & Gamble (P&G), dan Wings. Pemain yang disebut pertama dan kedua adalah perusahaan multinasional. Pemain ketiga adalah pemain lokal yang mampu bertengger di puncak dan menandingi raksasa toiletris dunia. Dengan bendera PT Sayap Mas Utama, PT Wings Surya dan PT Lioninda Jaya, puluhan produk keluaran kelompok usaha yang bermarkas di Kota Buaya ini, sudah sangat familier di tengah masyarakat. Sebut saja detergen Wings, Giv, Nuvo, Ciptadent, Kodomo, Mama Lemon, So Klin, Daia, Smile Up, dan masih banyak lagi produk toiletris lainnya. Hampir semua produk toiletris Wings menempel ketat produk sejenis milik raksasa Unilever. Sekadar menyebut contoh: Nuvo dengan Lifebuoy, So Klin dengan Rinso, So Klin Pewangi dengan Molto, Sunlight dengan Mama Lemon. Di mata Handito Joewono, Chief Strategy Consultant Arrbey, produk toiletris Wings memang terbukti memiliki posisi yang cukup kuat di pasar. Wings cukup mampu menghadapi pemain asing seperti Unilever. “Menjadi nomor satu atau dua,” ungkapnya.
Kedigdayaan Wings tak hanya di ranah toiletris yang mampu membuat raksasa toiletris dunia Unilever ketar-ketir. Di industri makanan pun, raksasa Indofood dibuat kalang kabut dengan kehadiran Mie Sedaap yang diluncurkan Wings pada April 2003. Hanya dalam tempo setahun, Mie Sedaap berhasil “mencuri” 12% pangsa pasar Indofood. Meski tidak ada data angka, pertumbuhan Mie Sedaap terus melejit. Hal ini terlihat dari penambahan mesin dan kapasitas produksi di dua pabrik Gresik dan Bekasi. Tak pelak, Indofood yang selama ini melenggang sendirian tertohok dan secara agresif langsung meluncurkan tiga merek tandingan: Mie Sayaaap, Sarimi dan SuperMi Sedaaap. Selain merangsek pasar dengan Mie Sedaap, Grup Wings juga membombardir pasar dengan produk minuman Jas-Jus dan Ale-Ale. Kedua produk ini terlihat cukup mengkilap di pasar. Tak hanya berjaya di bisnis toiletris dan makanan. Kelompok usaha yang dibangun oleh duet Johanes Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto pada 1948 ini telah menggurita ke berbagai sektor. Kelapa sawit, perbankan, bahan bangunan, kimia, dan properti pun dirambahnya. Di bisnis properti, Grup Wings memiliki sejumlah proyek perumahan prestisius, sebut saja Raffles Hill di Cibubur yang diambil alih dari PT Gunung Subur Sentosa karena kesulitan likuiditas saat krismon 1998. Di Surabaya, Grup Wings membangun perumahan Nirwana Executive, Palem Indah, dan Palem Indah Permai. Properti ritel komersial juga dilirik. Bergandengan dengan raksasa rokok Grup Djarum, mereka membesut Pulau Gadung Trade Center lewat bendera PT Nagaraja Lestari. Tak hanya di proyek tersebut kolaborasi dua raksasa itu, kabarnya di proyek Superblok Grand Indonesia Jakarta pun, Grup Wings punya andil cukup besar. Boleh jadi kolaborasi ini dipicu karena mereka menjalin hubungan besan. Masih di bisnis properti, Grup Wings juga mengibarkan Apartemen Patra Maisonette di Jakarta.
Di bisnis bahan bangunan, Grup Wings mengembangkan keramik lantai dengan merek Milan (Milan Ceramics) sejak tahun 1989. Selain memproduksi Milan, di bawah PT Adyabuana Persada juga mengembangkan merek Hercules. Selain itu, bergandengan dengan Siam Cement (Thailand) sejak 1997 Grup Wings masuk ke bisnis papan gipsum dan plester gipsum88888. Menggunakan bendera PT Siam-Indo Gypsum Industry, merek yang dikembangkan adalah Elephant. Masih bermitra dengan Siam Cement, lewat PT Siam-Indo Concrete Product, Wings memproduksi bahan semen fiber untuk pengatapan. Selain itu, Wings pun merambah bisnis genteng keramik clay dengan merek M-Class.
Di sektor keuangan, Grup Wings masuk ke bisnis sekuritas dengan mengakuisisi PT UOB Kay Hian Securities pada 1994. Tahun 2001, Wings kembali mengibarkan perusahaan sekuritas dengan bendera Ekokapital Sekuritas. Di sektor keuangan, Wings juga mengibarkan Bank Ekonomi. Tahun lalu, 98,96% saham Bank Ekonomi dijual ke HSBC dengan nilai sekitar Rp 7 triliun. Dengan gurita bisnis tersebut, diperkirakan total kekayaan Grup Wings mencapai Rp 13 triliun. Dan, sejak 2006, keluarga Katuari sudah masuk 10 besar pengusaha terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Menurut Handito, meski masuk ke berbagai ranah bisnis, Grup Wings masih akan fokus pada dua bisnis utamanya: toiletris dan makanan.“Mereka memiliki komitmen yang sangat besar dalam membesarkan kedua bisnis tersebut. Dan hasilnya cukup terlihat, di mana Wings cukup mampu menghadapi pemain-pemain asing seperti Unilever,” Handito menegaskan. Menurut Handito, penting bagi Grup Wings terus memperhatikan dua pilar yang telah melambungkan perusahaan yang berawal dari home industry menjadi raksasa bisnis ini. Grup Wings tidak boleh kehilangan konsentrasinya dalam mengembangkan dua pilar bisnis yang memiliki banyak ragam jenisproduk. “Bagaimanapun Wings adalah salah satu raja toiletris dan calon raja makanan,” ungkapnya.

Dalam pengamatannya, saat ini posisi produk makanan Wings memang belum sebesar produk toiletrisnya. Bukan berarti, Wings tidak mampu membesarkan usaha makanannya itu. Ia melihat dalam lima tahun terakhir ini Wings memang terlihat berusaha membesarkan usaha makanannya hingga mampu menjadi ancaman bagi para pesaing yang telah ada sebelumnya. Lihat saja gebrakannya lewat Mie Sedaap yang membuat Indofood kebakaran jenggot karena pangsa pasar Indomie tergerus.
KonsepPemasaran
1.      Kebutuhan,Keinginan dan Permintaan
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan.
2.      Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya.
3.      Nilai Biaya dan Kepuasan
Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total paling tinggi.
4.      Pertukaran, Transaksi dan Hubungan
Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi. Transaksi merupakan pertukaran nilai antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajarsecarakesinambungan.
5.      Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.
6.      Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu.  Konsep Pemasaran Berwawasan Produk
Pelanggan akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya.
Pangsa Pasar
Kekuatan Grup Wings di bisnis toiletris karena menguasai juga bisnis hulunya. Wings memang sangat visioner dan mempunyai konsep yang jelas dalam mengarap industri. Pola ekspansi Grup Wings biasanya dengan lebih dulu menguasai industri hulu sebelum menggarap hilirnya. Nah, di industri hulu yang menjadi kekuatannya, Grup Wings menjadi produsen alkylbenzene bahan baku utama detergen terbesar di Asia Pasifik lewat PT Unggul Indah Cahaya. Dengan kapasitas terpasang lebih dari 200 ribu metrik ton per tahun, perusahaan ini memasok Wings dan sejumlah produsen lokal, serta melempar ke negara ASEAN, Eropa, Amerika Serikat dan Australia. Masih di industri hulu, Grup Wings bergandengan dengan Grup Djarum dan Grup Lautan Luas membeli Ecogreen Oleochemical dari Grup Salim. Ecogreen adalah produsenoleochemical terbesar di dunia dengan kapasitas produksi lebih dari 100 ribu metrik ton per tahun. Oleochemical adalah bahan baku industri perawatan tubuh, sabun, detergen, makanan, plastik, farmasi, dan berbagai industri lain. Produksi Ecogreen, 95% diekspor dengan pasar utama negara Asia (50%) seperti Jepang, Cina dan Korea; Eropa (20%); dan AS (20%).
Penetrasi Pasar
Sejatinya, tak hanya produk Ecogreen yang diekspor. Produk toiletris dan makanan juga mendapat respons cukup bagus di pasar mancanegara. Produk toiletris Grup Wings sampai ke pasar Afrika. Ia mengatakan, untuk pasar global memang Grup Wings belum bisa disejajarkan dengan pemain seperti Unilever karena masih tumbuh di pasar negara developing dan underdeveloping. Namun, untuk masuk ke pasar negara berkembang ini upaya Wings dengan penetrasi produk detergennya cukup brilian karena masuk dengan ukuran kecil, ½ kg dan 1 kg. Bandingkan dengan produsen asal AS atau Eropa yang mengemas produk detergennya berukuran 3-5 kg


I.VI. Pruduk Wings
Wings merupakan perusahaan penghasil produk-produk rumah tangga dan pemeliharaan kesehatan diri yang bermarkas di Surabaya, Indonesia dan didirikan pada 1948. Sampai saat ini Wings telah memproduksi dan memasarkan lebih dari 40 produk. dalam memasarkan produk-produk, perusahaan membagi dalam tiga divisi yaitu:

Wings Household (Wings Surya & Lion Wings)
Boom, Daia, So Klin, So Klin Biomatic, So Klin Lantai, So Klin Pro, So Klin Softergent, Pewangi So Klin, Softener So Klin, Softener So Klin Twilight Sensation, Ekonomi, Wings Biru, Wings Putih, Wings Porcelain (WPC), Super Sol, Mama Lemon (LION Japan), Mama Lime (LION Japan)

Wings Care (Wings Surya & Lion Wings)
Ciptadent, Smile Up (LION Japan), Giv, Giv White Series, Fres & Natural, Nuv, Botanical (LION Japan), Emeron Nutritive Shampoo (LION Japan), Emeron Lovely (LION Japan), Kodomo (LION Japan), Zinc (LION Japan), Zinc Hair Stylish Gel (LION Japan), Protex

 Wings Food (Alam Segar)
Ale Ale, Enerjos, MagiCola,Magic Berry, Magic Lemolime, Floridina, Ice Milk Jus, Jas Jus, Bumbu, Instan Sedaap, Kecap Sedaap, Sambal Sedaap, Mie Sedaap, Mi Sedaap Box, Power F, Segar Dingin, Speed Isotonik, Tea Jus, Teh Rio, dan Top Coffee.


I.VII. CSR PT Sayap Mas Utama

Renovasi 983 Unit Rumah Tidak Layak Huni TNI AD
Wakil Direktur Zeni TNI Angkatan Darat, Kolonel Czi Satriyo Medi Sampurno mengatakan perusahaan memberi bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan untuk rehabilitasi 983 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di lingkunngan TNI AD. Total bantuan CSR mitra perusahaan TNI AD untuk rehab RTLH TNI AD sebesar Rp120 miliar. Kolonel Czi Satriyo Medi Sampurno  menyebutkan perusahaan atau corporate yang sudah dan akan membantu TNI AD untuk rehab RTLH TNI AD. Pertama adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah membantu dana Rp10 miliar dari total rencana bantuan Rp20 miliar. Kedua, PT Adaro Indonesia rencananya akan membantu Rp10 miliar. Ketiga, PT Smart Tbk dan PT Buana Artha Sejahtera sudah memberikan bantuan masing-masing Rp5 miliar serta PT Cakrawala Mega Indah rencananya akan membantu Rp10 miliar. Keempat, PT Wings Surya Surabaya dan PT Sayap Mas Utama rencananya akan membantu masing-masing sebesar Rp5 miliar dan kedua perusahaan ini telah merealisasikan bantuan masing-masing sebesar Rp2,5 miliar.

Summarecon Fasilitasi Mudik Gratis 1.200 Pekerja Bangunan
PT Summarecon Agung Tbk. memberikan fasilitas mudik gratis jelang Idul Fitri kepada 1.200 pekerja proyek di kawasan Summarecon Bekasi. Direktur Summarecon, Adrianto P. Adhi, mengatakan kegiatan tersebut menjadi bentuk apresiasi perseroan kepada para pekerja proyek yang berandil dalam pembangunan kawasan terpadu Summarecon Bekasi. Program corporate social responsibility (CSR) ini, jelasnya, telah menjadi kegiatan rutin pada bulan Ramadhan yang dimulai sejak 2012. "Melalui kegiatan ini, kami harap para pekerja bisa kembali ke kampung halaman mereka dengan fasilitas yang lebih layak dan nyaman," katanya saat seremoni pelepasan bus mudik gratis di Kota Bekasi, Senin (21/7/2014). Dia menjelaskan program ini menghadirkan 22 bus yang melayani 1.200 pekerja proyek dengan beragam tujuan di pulau Jawa, seperti Pati, Purwodadi, Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Purwokerto dan Cianjur. "Kesuksesan acara kali ini tidak lepas dari kontraktor dan suplier yang ikut serta, yaitu PT Cakra Usaha Mandiri, PT Panca In House, PT Superbata, PT Duta Marga Silima dan PT Sayap Mas Utama," ujarnya.


Pelatihan Lingkungan Wings, Social Mapping dan Pembentukan Program CSR Perusahaan
Telah banyak kejadian yang diberitakan media massa terkait dengan ketidakpuasan masyarakat terhadap perusahaan. Misalnya: perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam besar-besaran tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat sehingga menimbulkan pencemaran dan perusakan lingkungan. Kadang kehadiran perusahaan membuat terbatasnya kesempatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan ekonominya, sehingga masyarakat menjadi lebih miskin. Sampai dengan yang paling ringan tentang keluhan kurangnya kontribusi perusahaan terhadap masyarakat. Dampaknya bisa beragam, mulai dengan timbulnya kecemburuan, apatis, gangguan sampai konflik antara masyarakat dan perusahaan. Agar program CSR tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat, lingkungan, tidak menimbulkan kecemburuan dan konflik antar stakeholders dan atau perusahaan, maka haruslah didasari dengan Social Mapping (Pemetaan Sosial) yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemetaan Sosial akan mengenali stakeholders (individu, kelompok, organisasi), forum & mekanisme pembahasan kepentingan publik, potensi wilayah, masyarakat rentan, masalah sosial, dll.

Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini didesain untuk memenuhi kompetensi sebagai berikut :
1.      Peserta pelatihan memahami pentingnya social mapping untuk program CSR perusahaan yang berkelanjutan.
2.      Peserta pelatihan mampu mengenali pemangku kepentingan, permasalahannya dan harapannya terhadap perusahaan terkait dengan CSR.
3.      Peserta pelatihan memahami tools perencanaan CSR yang dapat digunakan dan mampu menyusun rencana strategis dan program CSR perusahaan


I.VII.       Pesaing PT Wings Group
Di Indonesia banyak perusahaan yang baik lokal maupun multinasional yang bergerak dibidang bisnis toiletries seperti Unilever, Grup Wings, P & G dan Kao. Grup Wings merupakan salah satu perusahaan yang sukses bergerak di bidang bisnis toiletries. Grup Wings menetapkan industri sabun, toiletries dan personal care yang merupakan kebutuhan sehari-hari ( Fast Moving Costumers Goods ) sebagai core business- nya. Di bidang toiletries, Wings berhasil tampil sebagai jawara lokal yang menandingi perusahaan perusahaan multinasional seperti Unilever dan Procter & Gamble (P&G).  Bahkan Wings menunjukkan dominasinya karena memiliki bidang usaha pendukung, seperti produksi bahan baku kimia, pabrik kemasan, biro iklan yang belum sepenuhnya dimiliki perusahaan multinasional itu.
Salah satu pesaing utama Grup Wings adalah PT Unilever Tbk. yang sudah lebih dulu bergerak di industri toiletries. Awalnya, arah pengembangan produk Grup Wings mengikuti Unilever. Grup Wings selalu membayangi (me too) setiap gerak perusahaan raksasa global tersebut. Wings mengakui terus terang dirinya sebagai spesialis produsen follower seperti yang pernah diakui Rudy Bonardi, Manager Promosi & Merchandise PT. Sayap Mas Utama, kebanyakan memang bukan kategori baru di pasar. Namun, dibanding pendahulunya, Rudy menjamin pasti ada nilai lebih yang dimilikinya. (SWA, 20 / XVIII / 30 September – 9 Oktober 2002). Produk - produk Wings memang tidak jauh berbeda dengan produk-produk pesaingnya, terutama Unilever, baik dilihat dari segi fitur, kemasan, maupun harganya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1
Para Pesaing Merek Grup Wings dengan produk Unilever
Lini Produk
Merek Grup Wings
Versus
Merek Pesaing
Sabun mandi
GIV
NUVO
VS
Lux
Lifeboy
Sabun cuci
So Klin
So Klin Matic
So Klin Pewangi
Daia

VS
Rinso
Rinso Matic
Molto
Surf
Sabun cuci piring
MamaLemon
VS
Sunlight
Pasta gigi
Smile-up
Ciptadent
Kodomo

VS
Close-up
Pepsodent
Pepsodent junior
Pembalut Wanita
Hers Protec
VS
Kotex

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa merek-merek produk Grup Wings dan para pesaingnya sudah saling mengenal. Produk Wings terlihat selalu membayangi (me too) pesaing utamanya. Deterjen Rinso dibayangi So Klin dan Surf dibayangi Daia, pasta gigi Close-Up diikuti Smile Up, sabun kecantikan Lux ditantang GIV, sabun kesehatan Lifebuoy diikuti Nuvo. Dan terakhir sampo Clear diserang Zinc. Tak jarang kandungan maupun fitur masing-masing hampir sama. Hal ini menimbulkan terjadinya persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar yang ada di setiap lini produk.




BAB II
PENUTUP

II.I.   Kesimpulan

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran dan pengendalian mutu Wings Group telah sesuai dengan prosedur yang ada dan dapat dikatakan sukses, karena pertama Wings menghasilkan produk yang terjangkau masyarakat luas. Kedua, kuat dalam jaringan distribusisehingga ketika meluncurkan produk baru lebih mudah dengan dukungan distribusi yang luas dan dalam. Ketiga, menguasai industri oleochemical sehingga industri toiletris bisa dikuasai.
Kekuatan Grup Wings di bisnis toiletris karena menguasai juga bisnis hulunya. Wings memang sangat visioner dan mempunyai konsep yang jelas dalam menggarap industri. Pola ekspansi Grup Wings biasanya dengan lebih dulu menguasai industri hulu sebelum menggarap hilirnya. Di industri hulu yang menjadi kekuatannya, Grup Wings menjadi produsen alkylbenzene – bahan baku utama detergen – terbesar di Asia Pasifik lewat PT Unggul Indah Cahaya. Dengan kapasitas terpasang lebih dari 200 ribu metrik ton per tahun, perusahaan ini memasok Wings dan sejumlah produsen lokal, serta melempar ke negara ASEAN, Eropa, Amerika Serikat dan Australia. Untuk menjadi pemain global, Wings Group harus mempunyai visi yang diikuti dengan perencanaan strategi perusahaan yang bagus. Dari rekam jejak perjalanan Grup Wings, kelompok usaha ini dijalankan dengan visi dan konsep yang jelas.
Persaingan di bidang industri toiletries, saat ini banyak perusahaan yang memproduksi produk-produk toiletries dan personal care yang semuanya merupakan produk kebutuhan sehari-hari (Fast Moving Consumer Goods). Grup Wings merupakan salah satu perusahaan yang sukses bergerak di bidang bisnis toiletries. Wings merupakan produsen follower (pengikut pasar) yang arah pengembangan produknya mengi-kuti dan membayangi (me too) market leader di industri toiletries, yaitu PT Unilever Tbk. Untuk dapat mempertahankan eksistensi produk-produknya, Wings melakukan analisis situasi pasar dengan menentukan arena bersaing, menganalisis kekuatan industri dan menganalis pesaing yang ada. Berdasarkan sumbernya, persaingan industri toiletries yang ada di Indonesia termasuk pada jenis persaingan merek, jenis produk, persaingan geografi (nasional). Menurut bentuknya, industri toiletries di Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam persaingan monopolistik, di mana banyak terdapat perusahaan sehingga menimbulkan diversifikasi untuk dapat bersaing. Menurut aspek lingkungan industri, pasar yang terpecah (fragmented), pasar yang baru muncul dan pasar yang menurun karena Grup Wings menghasilkan berbagai jenis produk dengan perkembangan yang berbeda-beda. Setelah melakukan analisis kekuatan bisnis, Grup Wings dapat dikatakan memiliki potensi dan kekuatan yang besar untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Setelah melakukan penentuan arena bersaing, dan analisis per-saingan, sebagai follower dengan pola pengembangan produk yang membayangi market leader (me too), maka Wings melakukan strategi 4N yaitu Niteni (mengamati), Nitili (menganalisis), Niroke (men-contoh), dan Nambahi (memberi nilai tambah). Wings juga menerapkan falsafah Fu Lu Shou. Fu Lu Shou adalah filosofi konfusianis, Fu berati kekayaan, Lu berarti kebijaksanaan, dan Shou turun temurun. Dalam kegiatan manajemennya, Grup Wings menerapkan nafas kekeluargaan dengan cara memperhatikan karyawan sebaik-baiknya. WINGS dikenal dari kualitas produk, harga terjangkau, dan dapat dibeli dimanapun berada terdistribusi secara menyeluruh.  Wings berfokus pada kepentingan customer, supplier, company, karyawan. Wings fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Menyadari bahwa orang-orang di Wings sangat penting bagi keberhasilannya.



II.II.  Daftar Pustaka




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Nilai Waktu Uang - Matakuliah Manajemen Keuangan

Sosok Wanita di Toilet